Sunday, February 21, 2016

Hujan Salju Januari Antara Mekah dan Medina; Era Es Dimulai di Arab





Salju di pertengahan jalan raya antara Mekah dan Madina, 6 Rabiu l Akhir 1437H/16 Januari 2016
Era zaman es baru di mulai di Semenanjung Arab.
Apa yang sesungguhnya terjadi?
Awal pekan ini, sejumlah komunitas pemandu wisata religi (haji dan umrah) di Makassar, Sulawesi Selatan, beredar pesan berantai tentang hujan salju di jalan raya antara Mekah dan Madinah, Minggu (17/1/2016), waktu Indonesia.
"Salju turun di pertengahan highway antara mekah & madinah....Pada hari Sabtu,6 Rabiu'l Akhir 1437H/16 Januari 2016)," begitu isi pesan berantai yang dikirim Alwi Nuluddin Lc, seorang pemandu umrah dari Pt Alfi Tour, di Jl AP Pettarani, Makassar, Selasa (19/1/2016).
Bagi pemandu wisata resligi, perkembangan cuaca di Arab Saudi, adalah informasi yang harus selalu mereka update untuk para jamaah dan calon jamaah mereka.
Situs berita Al ArabiyaNet dan stasiun TV Aljazeera, Sabtu (16/1/2016) lalu, mengkonfirmasikan hujan salju di antara dua kota Suci umat Islam itu, adalah kali pertama dalam 85 tahun terakhir.
Reporter Al Jazeerah menggambarkan salju yang menutupi ruas jalan di kilometer 130 - 250 km antara Madina dan Mekah itu, menggambarkan "saya menyangka ini hail (hujan batu es yang datang tiba-tiba). Ini benar-benar salju yang bikin kaget para pengendara."
Warga setempat juga banyak mengunduh video, anomali cuaca di Semenanjung Arab itu.
Hujan salju itu, tulis kantor berita Inggris, BBC terjadi sejak Jumat (15/1/2016) hingga Minggu (17/1/2016) atau 48 jam.
Video lain menggambarkan, gurun sahara yang biasanya hanya dipenuhi pasir cokelat, berubah jadi putih.


Banyak pengendara dan warga yang menghentikan ke kendaraan, turun ke jalan dengan riang gembira.


Awal pekan ini, situs Arab News, menurunkan analisis para pakar setempat dan asing, perihal anomali cuaca yang distilahkan "cumulus huge".
Dalam ulasan lain, ditautkan berita badai salju di Gunung A-Lauwz, Provinsi Tabuk, perbatasan Arab Saudi dan Jordania, 14 December 2013, dua tahun lalu.

Awal Januari 2016 lalu, ArabNews, situs berita bahasa Inggris yang dikelola kerajaan Arab, menurunkan prediksi akan adanya cuaca ekstrem dingin di tengah Semenanjung Arab (Mekah dan Madinah)
Hussain Al-Qahtani, juru bicara lembaga perlindungan cuaca dan Lingkungan Kerajaan Arab Saudi di Jeddah, sudah mengingatkan nelayan, pengendara, dan warga di Teluk Arab untuk berhati-hati, dengan angin kencang dan cuaca super dingin.
Menurutnya, cuaca ekstreem di Arab ini efek perubahan iklim global yang terjadi di Eropa dan Amerika.
Al Qantani menyebutkan, Tabuk, provinsi paling utara Arab, Turaif dan Al-Jouf, adalah wilayah yang akan rutin dilanda badai salju.
Jarak antara Tabuk ke Kota Suci Mekah, sekitar 1.083 km.
Al Qantani, sudah mengingatkan hail (hujan salju) akan turun di timur Riyad, ibu kota Arab, di tenggara antara Najran, Jazan, Asir dan Baha.
Analisa itu terbukti, akhir pekan lalu.
Prakiraan TheAccuewather, situs prakiraan cuaca online global, cuaca saat salju hujan turun akhir pekan lalu, berada antara 10 derajat hingga 16 derajat.'
Seperti daerah sub tropik di Eropa, saban Desember hingga Februari, Arab memasuki puncak musim dingin.
Di malam hari, gurun sahara terluas di semenajung Arab, Al Walid, antara 18 derajat Celscius dan 30 derajat  celsius di siang hari.
Dari konten chatting para pemandu wisata di Makassar yang juga diterima Tribun, itu juga memasukkan analisa profesor geologi terkemuka dunia dari Institut Geosciences, Johannes Gutenburg University, Mainz, German, Profesor Alfred Kroner.
"Era salju baru telah dimulai."


Di bagian lain analisa sang profesor, --yang dikutip saat Tabuk diterjang badai salju tahun Desember 2013 lalu itu-, "kini salju di Kutub Utara sedang bergeser perlahan-lahan ke arah Semenanjung Arab.
Saat itu iklim dataran Arab berubah dan menjadi salah satu daerah yang paling subur dan hijau di muka bumi. Ini merupakan fakta sains yang tidak bisa dibantah."
Analisa lainnya dari komunitas yang rata-rata pernah kuliah di Mesir dan Arab Saudi itu, juga melansir khutbah Syaikh Syuraim, Imam Masjidil Haram, pekan lalu.
Ada juga kutipan hadis sahih; "Hari Akhir tidak akan datang kepada kita sampai dataran Arab sekali lagi menjadi dataran berpadang rumput dan dipenuhi dengan sungai-sungai (HR Muslim)"
"Salju merupakan komponen utama dalam pembentukan sungai dan tumbuhan. Berjatuhannya salju di Jazirah Arab membuktikan kebenaran Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, "Hari Kiamat baru akan datang setelah negeri Arab kembali menjadi padang yang hijau dan sungai-sungai," begitu isi khutbah Imam Haramian.
"Beliau juga menyebutkan bahwa baru-baru ini salju telah turun di daerah Tabuk. Hal itu mengingatkan sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kepada Muadz saat perang Tabuk, "Kalau umurmu panjang, maka engkau akan melihat tempat ini penuh dengan kebun-kebun."
Benarkah Arab akan jadi menghijau?

Wallahu Aa'lam. (thamzil thahir)

No comments:

Post a Comment